Selasa, 29 November 2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN - MODUL 3.3

 


JURNAL REFLEKSI  DWI MINGGUAN

Periode 7 – 19 Nopember 2022

 

Pada periode ini kami sudah memasuki modul  3.3 tentang Program yang berdampak positif bagi murid. Modul ini merupakan modul akhir dari seluruh rangkaian program pendidikan guru penggerak.

Peristiwa

Pada Modul  3.3 ini kami belajar tentang bagaimana membuat program yang berdampak positif bagi murid. Dimulai dari diri sendiri dimana kami melakukan banyak refleksi terhadap pengalaman belajar

kami di masa lalu melalui beberapa pertanyaan pemantik dengan tujuan kami bisa menyimpulkan tentang program yang berdampak pada murid. Kemudian pada sesi  eksplorasi konsep, kami belajar mandiri kemudian berdikusi dan melakukan refleksi tentang pemahaman akan materi 1). Kepemimpinan murid; 2) Voice, Choice, dan Ownership murid dalam konsep kepemimpinan murid; 3). Lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid; dan 4). Pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.  Pada Ruang Kolaborasi bersama rekan CGP lainnya kami menyusun suatu program yang kemudian didiskusikan bersama untuk melihat sejauhmana keterlibatan murid dalam program tersebut mulai dari voice, choice, dan ownership nya. Pada Demonstrasi Kontekstual, kami menyusun suatu program dengan melibatkan murid mulai dari aspek suara, pilihan, dan kepemilikannya; dan penguatan terkait pemahaman kami tentang materi pada modul ini didapatkan pada sesi  Elaborasi bersama Instruktur.  Setelah itu, kami membuat mengkoneksikan keterkaitan materi ini dengan materi-materi sebelumnya yang telah dipelajari. Dan yang terakhir, kami diberikan kesempatan untuk membuat suatu program di sekolah dengan melibatkan murid sebagai salah satu bentuk Aksi  Nyata.

Perasaan

Saya merasa senang karena setelah melewati proses belajara mandiri dan sesi  diskusi / kolaborasi bersama rekan-rekan CGP dan  juga penguatan-penguatan yang diberikan oleh Fasilitator dan Instruktur, akhirnya saya bisa membuat suatu program dengan melibatkan murid dalam pengelolaannya mulai dari aspek suara, pilihan, maupun kepemilikannya sehingga saya sangat berharap program ini bisa terlaksana sesuai dengan harapan bersama. Hal ini merupakan suatu terobosan baru dan hal yang luar biasa bagi saya, karena selama ini saya menganggap murid tidak perlu dilibatkan dalam menyusun suatu program. Tentu saja ini juga merupakan suatu tantangan bagi saya dalam menjalankan rencana ini, bagaimana saya bisa meyakinkan semua stakeholder yang ada di sekolah.

Pembelajaran

Saya memahami maksud dari Bapak KHD tentang bagaimana seorang pendidik memberikan pembelajaran yang berpihak kepada murid, bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.  Peran kita sebagai guru hanyalah :

1). Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya;  

2). Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Sehingga kita bisa memberikan kesempatan kepada murid mendemonstrasikan “student agency”. Mereka nantinya mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Saya juga mempelajari bahwa ketika  murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Dan lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memiliki karakteristik :

1.       Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif

2.       Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana

3.       Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya

4.       Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya

5.       Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan

6.       Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri

7.       Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan

Selain faktor lingkungan, peran komunitas juga sangat penting dalam menumbuhkan kepemimpinan murid. Komunitas merupakan salah satu aset sosial yang dimiliki oleh sekolah, dalam hal ini dengan melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar dengan menjalin kemitraan. Kemitraan “tri sentra” pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.

Dan pembelajaran yang paling menarik menurut saya pada materi ini adalah bagaimana kami diajarkan menyusun suatu program yang berdampak kepada murid dengan menggunakan pendekatan Inkuiry Apresiatif model BAGJA yang telah kami pelajari pada modul sebelumnya. Dengan mengikuti alur BAGJA ini, kami bisa melihat langsung dan menyusun bagaimana proses keterlibtan murid dalam setiap kegiatan baik dari aspek suara, pilihan, maupun kepemilikannya.

Penerapan

Saya akan mulai menerapkan apa yang saya pelajari pada modul ini pada setiap penyusunan rencana kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah dengan harapan saya bisa mewujudkan kepemimpinan murid sehingga kedepannya memberikan pengalaman positif dan berdampak baik bagi perkembangan karakter murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

 

Dahniar, ST., M.Pi

SMK Negeri 7 Kendari

CGP Angkatan 5 – Kota Kendari

 

0 komentar:

Posting Komentar